Sunday, May 3, 2015

Laporan Makul Kewirausahaan Ebissy Denim

Kreativitas, inovasi, dan semangat seorang wirausahawan merupakan hal yang penting dalam menciptakan usaha. Tanpa adanya sifat-sifat tersebut, sebuah perusahaan tidak akan dapat bertahan lama, sebab dalam kehidupan berdagang banyak sekali terdapat halang rintang yang bisa menghambat perkembangan produksi. Apalagi bagi sebuah perusahaan dengan jenis usaha perdagangan eceran kecil.
Perdagangan eceran adalah kegiatan penjualan barang/jasa yang ditujukan kepada konsumen terakhir. Pedagang eceran adalah pemilik toko/perusahaan yang kegiatan utamanya menjual barang secara eceran. Perdagangan eceran kecil tidak lebih terdiri dari 2 atau 3 orang pegawai. Pegawai ini biasanya merupakan anggota keluarga, teman akrab, atau oranglain yang digaji. Jenis usaha perdagangan eceran kecil dibagi menjadi dua bagian, yakni perdagangan eceran kecil berpangkalan dan perdagangan eceran kecil tak berpangkalan. Perdagangan eceran kecil berpangkalan mempunyai tempat yang tetap. Misalnya sebuah usaha yang membuka kios, depot, warung, toko kecil, atau pasar. Sedangkan perdagangan eceran kecil tak berpangkalan tidak mempunyai tempat yang tetap, misalnya adalah para pedagang yang melakukan kegiatan dagangnya dengan cara berpindah-pindah tempat.
Laporan yang kami tulis merupakan sebuah usaha yang termasuk dalam jenis perdagangan kecil tak berpangkalan, dengan nama “Ebissy Denim” yang didirikan oleh Suatmenda Erwanputra Pratama, biasa dipanggil Bang Atmen. Bang Atmen merupakan seorang yang bekerja di PT Astra Graphia Information Technology sebagai NET Developer. Bekerja sebagai direktur utama Ebissy Denim merupakan pekerjaan sampingan Bang Atmen. Ebissy Denim menawarkan produk berupa barang, yakni celana berbahan jeans, chino, dan kanvas. Celana-celana tersebut memiliki rule tersendiri yang memiliki model celana masa kini. Pasar utama Ebissy Denim adalah anak muda, namun dengan banyaknya peminat yang tidak hanya ada dalam kalangan anak muda, maka Ebissy Denim menyesuaikan diri dengan menjual produk celana yang dapat disesuaikan dengan keinginan konsumennya. Awalnya Ebissy Denim memiliki dua pegawai, yakni Bang Atmen dengan adiknya sendiri. Namun seiring berjalannya waktu, disebabkan oleh produk dari Ebissy Denim yang banyak diminati oleh orang-orang, maka bertambah pula pegawai Ebissy Denim walau terbatas hanya teman-teman dekat Bang Atmen. Ebissy Denim didirikan disebabkan oleh jenuhnya Bang Atmen terhadap pekerjaan tetapnya. Maka ia bersama adiknya iseng-iseng membuat sebuah usaha yang dapat mengatasi kejenuhan tersebut.
Sebuah usaha tidak selamanya dapat berjalan lancar. Untuk mendirikan sebuah usaha dibutuhkan kreativitas, inovasi, dan semangat dari pelaku usaha tersebut. Dalam awal pembentukan Ebissy Denim pun banyak ditemui kesulitan. Semisal ukuran yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen, konsumen yang tidak jadi membeli karena berbagai hal, harga yang tidak sesuai dengan produk yang ditawarkan. Masalah-masalah tersebut merupakan pelajaran bagi Bang Atmen beserta pegawainya agar usaha yang dijalankan semakin baik.
Usaha ini termasuk dalam jenis perdagangan kecil tak berpangkalan disebabkan oleh strategi pemasaran Ebissy Denim yang menggunakan metode dari mulut ke mulut, bukan dengan iklan atau gencar di media sosial. Ini disebabkan oleh ciri khas dari produk yang ditawarkan Ebissy Denim, yakni celana yang dapat disesuaikan dengan keinginan konsumennya, sehingga celana tersebut harus dibuat terlebih dahulu setelah konsumen memesan celana. Tidak bisa langsung jadi. Pegawai yang menjual celana diberikan alat berupa contoh-contoh bahan celana beserta alat pengukur lebar dan tinggi badan. Adapun foto yang dicantumkan di media sosial adalah salahsatu contoh dari celana Ebissy Denim yang telah dibuat.
Produk celana Ebissy Denim dibuat dengan memakai tangan manusia (handmade), maksudnya tanpa menggunakan alat pabrik. Bahan celana Ebissy Denim dibeli di Bandung (sesuai dengan pesanan). Kemudian, dengan custom yang sudah diminta oleh konsumen, penjual menyerahkan bahan celana tersebut ke penjahit. Setelah selesai, celana tersebut dikirim ke konsumen. Hal ini terjadi satu minggu sekali. Walaupun pemesan tidak lebih dari 10 orang, proses produksi tetap dijalankan demi kepuasan konsumen Ebissy Denim.
Ebissy Denim mempunyai anggapan bahwa pelayanan terbaik bagi konsumen adalah nomor satu. Hal ini disebabkan oleh bentuk penjualan produk yang hanya kepada teman-teman dekat. Jadi, konsumen tersebut dapat langsung berbicara kepada penjual ketika produk yang sampai tidak sesuai dengan yang diinginkan. Semisal celana yang ternyata kebesaran walau sebelumnya telah diukur.
Selain menawarkan pelayanan penjual yang menyenangkan konsumen, Ebissy Denim juga memberikan penghargaan bagi konsumen berupa hadiah setiap membeli celana produk Ebissy Denim. Bila membeli satu celana, konsumen mendapatkan stiker. Bila membeli dua celana, konsumen mendapatkan gantungan kunci. Bila membeli tiga celana, maka konsumen mendapatkan gantungan celana. Untuk setiap pembelian celana, konsumen mendapatkan totebag bertuliskan Ebissy Denim.
Seiring berjalannya waktu, dan  banyaknya permintaan terhadap produk buatan Ebissy Denim yang memuaskan, maka Ebissy Denim tidak hanya menjual celana dengan model anak muda, dengan rule semakin ke bawah semakin menyempit, namun juga membuat celana dengan model celana dengan potongan pendek atau panjang, kargo atau cino, celana dengan rule formal maupun nonformal. Dalam menghadapi kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang menengah ke bawah, maka harga yang ditawarkan adalah Rp.150 ribu sampai Rp.170 ribu tergantung bahan. Ebissy Denim juga berencana membuat jaket, rok, dan segala macam model pakaian yang berbahan jeans, chino, atau kanvas.
Tidak menutup kemungkinan sebuah usaha yang awalnya termasuk dalam jenis usaha perdagangan eceran kecil tidak berpangkalan beralih menjadi jenis usaha perdagangan eceran kecil berpangkalan, sebab Ebissy Denim juga berencana membuka toko. Namun hal ini terhalangan prinsip Ebissy Denim, yakni menawarkan produk dengan konsumen yang membuat atau custom pakaiannya sendiri.

No comments:

Post a Comment