Kreativitas,
inovasi, dan semangat seorang wirausahawan merupakan hal yang penting dalam
menciptakan usaha. Tanpa adanya sifat-sifat tersebut, sebuah perusahaan tidak
akan dapat bertahan lama, sebab dalam kehidupan berdagang banyak sekali
terdapat halang rintang yang bisa menghambat perkembangan produksi. Apalagi
bagi sebuah perusahaan dengan jenis usaha perdagangan eceran kecil.
Perdagangan
eceran adalah kegiatan penjualan barang/jasa yang ditujukan kepada konsumen
terakhir. Pedagang eceran adalah pemilik toko/perusahaan yang kegiatan utamanya
menjual barang secara eceran. Perdagangan eceran kecil tidak lebih terdiri dari
2 atau 3 orang pegawai. Pegawai ini biasanya merupakan anggota keluarga, teman
akrab, atau oranglain yang digaji. Jenis usaha perdagangan eceran kecil dibagi
menjadi dua bagian, yakni perdagangan eceran kecil berpangkalan dan perdagangan
eceran kecil tak berpangkalan. Perdagangan eceran kecil berpangkalan mempunyai
tempat yang tetap. Misalnya sebuah usaha yang membuka kios, depot, warung, toko
kecil, atau pasar. Sedangkan perdagangan eceran kecil tak berpangkalan tidak
mempunyai tempat yang tetap, misalnya adalah para pedagang yang melakukan
kegiatan dagangnya dengan cara berpindah-pindah tempat.
Laporan
yang kami tulis merupakan sebuah usaha yang termasuk dalam jenis perdagangan
kecil tak berpangkalan, dengan nama “Ebissy Denim” yang didirikan oleh
Suatmenda Erwanputra Pratama, biasa dipanggil Bang Atmen. Bang Atmen merupakan
seorang yang bekerja di PT Astra Graphia Information Technology sebagai NET
Developer. Bekerja sebagai direktur utama Ebissy Denim merupakan pekerjaan
sampingan Bang Atmen. Ebissy Denim menawarkan produk berupa barang, yakni celana
berbahan jeans, chino, dan kanvas. Celana-celana tersebut memiliki rule tersendiri yang memiliki model
celana masa kini. Pasar utama Ebissy Denim adalah anak muda, namun dengan
banyaknya peminat yang tidak hanya ada dalam kalangan anak muda, maka Ebissy
Denim menyesuaikan diri dengan menjual produk celana yang dapat disesuaikan
dengan keinginan konsumennya. Awalnya Ebissy Denim memiliki dua pegawai, yakni
Bang Atmen dengan adiknya sendiri. Namun seiring berjalannya waktu, disebabkan
oleh produk dari Ebissy Denim yang banyak diminati oleh orang-orang, maka
bertambah pula pegawai Ebissy Denim walau terbatas hanya teman-teman dekat Bang
Atmen. Ebissy Denim didirikan disebabkan oleh jenuhnya Bang Atmen terhadap
pekerjaan tetapnya. Maka ia bersama adiknya iseng-iseng
membuat sebuah usaha yang dapat mengatasi kejenuhan tersebut.
Sebuah
usaha tidak selamanya dapat berjalan lancar. Untuk mendirikan sebuah usaha
dibutuhkan kreativitas, inovasi, dan semangat dari pelaku usaha tersebut. Dalam
awal pembentukan Ebissy Denim pun banyak ditemui kesulitan. Semisal ukuran yang
tidak sesuai dengan keinginan konsumen, konsumen yang tidak jadi membeli karena
berbagai hal, harga yang tidak sesuai dengan produk yang ditawarkan.
Masalah-masalah tersebut merupakan pelajaran bagi Bang Atmen beserta pegawainya
agar usaha yang dijalankan semakin baik.
Usaha
ini termasuk dalam jenis perdagangan kecil tak berpangkalan disebabkan oleh strategi
pemasaran Ebissy Denim yang menggunakan metode dari mulut ke mulut, bukan
dengan iklan atau gencar di media sosial. Ini disebabkan oleh ciri khas dari
produk yang ditawarkan Ebissy Denim, yakni celana yang dapat disesuaikan dengan
keinginan konsumennya, sehingga celana tersebut harus dibuat terlebih dahulu
setelah konsumen memesan celana. Tidak bisa langsung jadi. Pegawai yang menjual
celana diberikan alat berupa contoh-contoh bahan celana beserta alat pengukur
lebar dan tinggi badan. Adapun foto yang dicantumkan di media sosial adalah
salahsatu contoh dari celana Ebissy Denim yang telah dibuat.
Produk
celana Ebissy Denim dibuat dengan memakai tangan manusia (handmade), maksudnya tanpa menggunakan alat pabrik. Bahan celana
Ebissy Denim dibeli di Bandung (sesuai dengan pesanan). Kemudian, dengan custom yang sudah diminta oleh konsumen,
penjual menyerahkan bahan celana tersebut ke penjahit. Setelah selesai, celana
tersebut dikirim ke konsumen. Hal ini terjadi satu minggu sekali. Walaupun
pemesan tidak lebih dari 10 orang, proses produksi tetap dijalankan demi
kepuasan konsumen Ebissy Denim.
Ebissy
Denim mempunyai anggapan bahwa pelayanan terbaik bagi konsumen adalah nomor
satu. Hal ini disebabkan oleh bentuk penjualan produk yang hanya kepada
teman-teman dekat. Jadi, konsumen tersebut dapat langsung berbicara kepada
penjual ketika produk yang sampai tidak sesuai dengan yang diinginkan. Semisal
celana yang ternyata kebesaran walau sebelumnya telah diukur.
Selain
menawarkan pelayanan penjual yang menyenangkan konsumen, Ebissy Denim juga
memberikan penghargaan bagi konsumen berupa hadiah setiap membeli celana produk
Ebissy Denim. Bila membeli satu celana, konsumen mendapatkan stiker. Bila
membeli dua celana, konsumen mendapatkan gantungan kunci. Bila membeli tiga
celana, maka konsumen mendapatkan gantungan celana. Untuk setiap pembelian
celana, konsumen mendapatkan totebag bertuliskan Ebissy Denim.
Seiring
berjalannya waktu, dan banyaknya
permintaan terhadap produk buatan Ebissy Denim yang memuaskan, maka Ebissy
Denim tidak hanya menjual celana dengan model anak muda, dengan rule semakin ke bawah semakin menyempit,
namun juga membuat celana dengan model celana dengan potongan pendek atau
panjang, kargo atau cino, celana dengan rule
formal maupun nonformal. Dalam menghadapi kondisi ekonomi masyarakat
Indonesia yang menengah ke bawah, maka harga yang ditawarkan adalah Rp.150 ribu
sampai Rp.170 ribu tergantung bahan. Ebissy Denim juga berencana membuat jaket,
rok, dan segala macam model pakaian yang berbahan jeans, chino, atau kanvas.
Tidak
menutup kemungkinan sebuah usaha yang awalnya termasuk dalam jenis usaha
perdagangan eceran kecil tidak berpangkalan beralih menjadi jenis usaha
perdagangan eceran kecil berpangkalan, sebab Ebissy Denim juga berencana
membuka toko. Namun hal ini terhalangan prinsip Ebissy Denim, yakni menawarkan
produk dengan konsumen yang membuat atau custom
pakaiannya sendiri.
No comments:
Post a Comment