- Hasil
Transkrip
A:
... Supernova aja bingung
B:
Ih enggak, dari segi tanda bacanya juga beda banget ga kaya novel-novel biasa...,
jadi kamu dalam satu paragraf itu, itu bisa jadi dialog sama narasinya nyampur,
ga dipisahin.
A:
Masih ada promo ga ya? Mahal ih!
B:
Delapan puluh (ribu rupiah) bukan?
A:
Iya (novel) Gelombang, maksudnya yang...,
yang..., yang (berjudul) Supernova,
yang (judul) keempat itu loh.
B:
Mesti ada promo di...
A:
di Bentangnya.
B:
Ada, namanya apa sih, aku lupa. Bukan bentangnya juga sih, cuma komunitas
pembacanya kayak gitu, suka ada marchandise
nya. (novel) Madre aja ada marchandise nya.
A:
(berupa gantungan) Kunci?
B:
Gantungan kunci.
A:
(novel) Filosofi, aku belum baca euy,
(novel) Filosofi Kopi padahal katanya
bagus.
B:
Apaan?
A:
Filosofi kopi.
B:
(novel) Madre aku di si Z euy.
...
A:
Siapa aja sih yang lagi rapat? X, X?
B:
Si X lagi sakit ya, C, ya?
A:
Si X sakit apa sih?
B:
Gejala typus.
A:
Gejala typus?
Keterangan:
A: Penutur 1
B: Penutur 2
C: Orang yang berada di lokasi,
namun tidak ikut berbicara
X: Orang yang sedang dibicarakan
- Analisis Wacana
Dialog
a.
Kerja sama partisipan
·
Terdapat maxim kualitas dalam unsur
kerja sama partisipan pada percakapan tersebut.
Contoh
1:
A: Si X sakit apa sih?
B: Gejala typus.
Jawaban
dari mitra tutur merupakan jawaban yang sesuai dengan yang ditanyakan oleh
penutur.
Contoh
2:
A: (berupa gantungan) Kunci?
B: Gantungan kunci.
Pertanyaan
dari penutur merujuk pada konteks tertentu, hingga mitra tutur dapat menjawab
pertanyaan penutur dengan pasti.
b.
Berdasarkan sifat hubungan
·
Terdapat sifat hubungan tindak tutur
lokusi dalam percakapan tersebut.
Contoh:
B: Ada, namanya apa sih, aku lupa.
Bukan bentangnya juga sih, cuma komunitas pembacanya kayak gitu, suka ada
marchandise nya. (novel) Madre aja ada marchandise nya.
Penggalan
percakapan tersebut hanya menginformasikan tanpa ada tendensi untuk melakukan
sesuatu.
c.
Berdasarkan hakikat pemakaian
·
Terdapat tindak tutur tidak menghiraukan
dalam percakapan tersebut. Hal ini dapat terlihat pada penggalan percakapan
berikut:
Contoh
1:
B: Ih enggak, dari segi tanda
bacanya juga beda banget ga kaya novel-novel biasa..., jadi kamu dalam satu paragraf
itu, itu bisa jadi dialog sama narasinya nyampur, ga dipisahin.
A: Masih ada promo ga ya? Mahal ih!
Tanggapan
dari penutur 1 tidak sesuai dengan apa yang sedang dibicarakan oleh penutur.
Hal ini bisa terjadi karena penutur 1 tidak bisa menanggapi apa yang
dibicarakan penutur 2, atau merasa bahwa apa yang dibicarakan penutur 2 merupakan
hal tidak terlalu penting, sehingga penutur 1 lebih tertarik untuk membicarakan
hal lain, namun masih berhubungan dengan topik utama.
Contoh
2:
A: (berupa gantungan) Kunci?
B: Gantungan kunci.
A: (novel) Filosofi, aku belum baca euy, (novel) Filosofi Kopi padahal
katanya bagus.
B: Apaan?
A: Filosofi kopi.
B: (novel) Madre aku di si Z euy.
Penggalan
percakapan yang berwarna kuning tersebut tidak fokus terhadap topik pembahasan,
sehingga muncul kalimat yang keluar dari topik pembahasan. Biasanya hal
tersebut dilakukan karena tidak fokusnya penutur atau habisnya topik
pembahasan.
Transkrip percakapan di atas menuliskan
kata yang sesuai dengan percakapan aslinya. Percakapan tersebut dilakukan di
ruang informal. Terlihat dari gaya bahasanya yang tidak mementingkan kaidah
Bahasa Indonesia,
B: Ih, enggak, dari
segi tanda bacanya juga beda banget ga kaya novel-novel biasa..., jadi kamu
dalam satu paragraf itu, itu bisa jadi dialog sama narasinya nyampur, ga
dipisahin.
Penggunaan
kata tidak baku diperbolehkan dalam percakapan, selama suasana pada percakapan
tersebut tidak formal, sehingga penutur dan mitra tutur dapat berbicara dengan
santai dan mengalir.
Suasana yang tidak formal tersebut banyak
menimbulkan hal-hal di luar kaidah. Semisal banyak percakapan yang timbul tanpa
harus menggunakan kalimat utuh seperti berikut,
A: (berupa gantungan)
Kunci?
B: Gantungan kunci.
Penutur
1 merasa tidak perlu mengungkapkan kalimat pertanyaan yang utuh, karena
penggalan percakapan di atas merujuk pada obrolan sebelumnya, yang membicarakan
tentang marchandise apa yang didapat
dari pembelian buku berjudul Madre. Selain itu ada penggalan percakapan
berikut,
A: (novel) Filosofi,
aku belum baca euy, (novel) Filosofi Kopi padahal katanya bagus.
B: Apaan?
A: Filosofi kopi.
Tanpa
diujarkan kata ‘novel’, penutur 2 sudah paham dengan apa yang disebutkan oleh
penutur 1. Hal tersebut biasanya terjadi karena penutur sudah mempunyai
pengetahuan tentang apa yang dibicarakan. Misalnya tentang makna ‘Filosofi
Kopi’ tersebut. Percakapan ini terjadi di kalangan mahasiswa jurusan Bahasa
Indonesia, yang notabene paham mengenai novel-novel sastra jaman sekarang,
sehingga wajar bila penutur 2 paham dengan apa yang dibicarakan oleh penutur 2.
Pada penggalan percakapan di atas terdapat
gaya bahasa yang terpengaruh oleh bahasa daerah Sunda, terlihat pada kata ‘euy’
dalam kalimat “Filosofi, aku belum baca
euy,....”. Penyebab terjadinya campur kode pada percakapan tersebut adalah
domisili penutur yang berada di daerah Sunda. Kata ‘euy’ dalam penggalan
percakapan tersebut juga sebagai kata tambahan, atau pemanis dalam kalimat,
walau tidak mempunyai makna leksikal.
No comments:
Post a Comment