No
|
Nama
|
Leksikal
|
Kontekstual
|
1
|
Dalang
|
Orang yang memainkan wayang
|
Orang
yang menjalankan lakon wayang
|
2
|
Nayaga
|
Penabuh gamelan
|
Orang yang menabuh gamelan
|
3
|
Lakon
|
peristiwa
atau karangan yg disampaikan kembali dng tindak tanduk melalui benda
perantara hidup (manusia) atau suatu (boneka, wayang) sbg pemain
|
Jalan cerita atau judul
|
4
|
Sabetan
|
Hasil menyabet
|
Gerak-gerik wayang
yang dijalankan Ki Dalang
|
5
|
Waranggana
|
penyanyi
wanita dl seni karawitan atau wayang
|
Tim vokalis tembang
dalam pentas wayang.
|
6
|
Panyumping
|
Kedatangan (sunda)
|
Asisten dalang yang
bertugas membantu menyiapkan ubo rampe dan membantu mengurutkan wayang.
|
7
|
Kothak
|
peti kecil
tempat barang perhiasan, barang kecil, dsb
|
Kotak kayu untuk
menyimpan wayang yang belum dan sudah ditampilkan.
|
8
|
Beber
|
membuka
(layar, gulungan, payung, dll)
|
Layar untuk
menangkap bayangan wayangdalam ajang sabetan.
|
9
|
Blencong
|
Lampu minyak untuk penerangan dalam pagelaran wayang kulit
(jawa)
|
Lampu minyak kelapa untuk menerangi layar
|
10
|
Kelir
|
Tirai dari kain (sunda)
|
Gedebok pisang digunakan untuk menancapkan wayang
|
Blencong : Lampu
minyak kelapa untuk menerangi layar.
Dalang :
Orang yang menjalankan lakon wayang.
Kelir :
Gedebok pisang digunakan untuk
menancapkan
wayang.
Wayang :
Sejenis boneka dua dimensi yang
digerakkan oleh dalang.
Gamelan : Alat musik tradisional Jawa
untuk
mengiringi pementasan.
Niyaga : Orang yang menabuh gamelan.
Lakon : Jalan cerita atau judul.
Sabetan : Gerak
gerik wayang yang dijalankan
Ki Dalang.
Beber :
Layar untuk menangkap bayangan wayang
dalam ajang sabetan.
Waranggana : Tim vokalis tembang
dalam
pentas
wayang.
Panyumping : Asisten dalang yang
bertugas membantu
menyiapkan ubo rampe dan membantu
mengurutkan wayang.
Kothak/Pethi : Kotak kayu untuk
menyimpan wayang
yang belum dan sudah ditampilkan.
Běběr
Disebut pula layar putih tanpa
noda. Merupakan gambaran mercàpàdàatau bumi ini yang
sesungguhnya merupakan tempat suci. Di manapun tempat, wilayah, daerah, negara,
daratan semuanya adalah tempat suci. Jika ada tempat tidak suci, atau dianggap
lembah hitam atau kotor, sesungguhnya hanyalah penilaian subyektif atau sekedar
manusianya yang kotor, bukan bumi tempat mereka berpijak. Layar sebagai
gambaran bumi, menjadi panggung pementasan “sandiwara kehidupan” wayang.
Kělir
Kělir adalah gěděbok (batang)
pohon pisang. Jika tidak dipakai lagi untuk menancapkan wayang, maka kělir akan
dibuang menjadi barang busuk berbau dan tak ada gunanya, lalu kembali menjadi
tanah. Kělir ibarat raga atau jasad kita yang digunakan sebagai tempat
bersemayamnya sukma kita. Jasad yang digunakan sebagai media sukma agar dapat
berbuat sesuatu di dalam dimensi wadag měrcapada (bumi).
Wayang
Wayang mempunyai dua dimensi,
jika ditonton dengan benar seharusnya dari balik layar pementasan. Yang yampak
adalah siluet bayangan hitam si wayang. Wayang adalah jiwa, atau jiwànggà, jiwà
ing ànggà yakni jiwa yang manjing di raga. Sedangkan
bayangan wayang di balik běběr atau layar ibaratnya “guru sejati”
atau sukma sějati.
Pěthi
Kotak kayu untuk menyimpan
wayang yang belum dikeluarkan atau wayang yang sudah mati. Tokoh wayang yang
sudah mati, pasti meninggalkan kelirnya dan dimasukkan oleh dalang ke dalam
kotak pěthi. Pethi ibaratnya liang kuburan. Jika anda serem akan liang kuburan,
karena belum memahami makna liang kubur. Liang kubur sesungguhnya pintu kecil,
gelap, pengap dan sempit, namun menjadi “lorong” atau pintu masuk menuju ke
alam gaib para leluhur yang terang benderang dan menakjubkan (bagi yang perbuatannya pada sesama baik,
bagi yang tdk baik saya nggak tahu).
Dalang
Dalang adalah orang yang hanya
sekedar menjalankan cerita-cerita (lakon) wayang yang telah ada sebelumnya.
Meskipun demikian, dalang harus memahami betul pakem gamelan, karakter wayang,
cengkok tembang, pribadi masing-masing waranggana dan wiyaga. Dalang menjadi pembawa
cerita, sekaligus pemimpin atau komando bagi seluruh tim yang bersama-sama
menjalankan pementasan “sandiwara kehidupan” wayang. Kekompakan terjadi
bilamana para waranggana, wiyaga, dan asisten dalang memahami secara persis
bagaimana jalan cerita lakon, menghayatinya serta
bagaimana keinginan-keinginan Ki Dalang selama melakonkan wayang.
No comments:
Post a Comment